BSIP NTB SELENGGARAKAN BIMBINGAN TEKNIS PENERAPAN STANDAR BUDIDAYA JAGUNG
Dalam rangka meningkatkan kapasitas petani peternak, penyuluh, dan pelaku usaha dibidang pertanian, BSIP NTB melalui Program Integrated Corporation of Agricultural Resources Empowerment (ICARE) menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) “Penerapan Standar Budidaya Jagung Mendukung Kawasan Korporasi” di Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, Selasa, (15/8/2023).
Hadir dalam acara tersebut Kepala BSIP NTB, Sekretaris Dinas Pertanian Lombok Tengah, Kepala BPSI Tanaman Serealia, Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pertanian Prov. NTB, Camat Praya Barat, Tim PIU BSIP NTB, Kepala Desa lokus Program ICARE, Pengurus Koperasi, kelompok tani dan penyuluh pertanian.
Camat Praya Barat mengucapkan selamat datang di Kecamatan Praya Barat dan mengapresiasi telah diberikan kesempatan menjadi lokus program ICARE. Harapannya, program ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kepala BSIP NTB (Dr. Ir. Awaludin Hipi, M.Si) menyampaikan bahwa Bimtek ini merupakan rangkaian dari program ICARE integrasi jagung dan Ayam KUB kerjasama BSIP Kementan dengan Bank Dunia yang sudah dimulai persiapannya sejak 2021. Dengan bimtek ini diharapkan ada peningkatan kapasitas petani, penyuluh dan petugas yang terlibat dalam kegiatan ICARE yang muaranya pada peningkatan produktivitas dan mensejahterakan petani
Lombok Tengah dipilih menjadi lokasi ICARE karena Lombok Tengah memiliki potensi untuk pengembangan jagung dan ayam kampung untuk bahan baku kuliner. Kegiatan ini juga diharapkan dapat mendukung gelar event Internasional seperti WSBK, Motor GP, dll.
“Dapat dilaporkan bahwa Program ICARE 2023 sudah dimulai dari validasi CPCL dengan pemetaan peta polygon dan pengambilan sampel tanah untuk dianalisis dan di overlay dengan status haranya sesuai peta lokasi. Semua produk yang dihasilkan dalam program ICARE ini juga sudah terstandar sesuai tupoksi kami. Ini baru langkah awal, kedepan kita harus bisa berlari lebih kencang untuk kesejahteraan petani”.
Disampaikan juga terima kasih atas dukungan pemerintah daerah Lombok Tengah dan semoga kegiatan ini berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat petani/peternak kedepan.
Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah (drh. Adjar Sapto Utomo) dalam arahannya menyampaikan rasa syukurnya dan mengapresiasi atas dipilihnya Lombok Tengah sebagai pilot project program ICARE di NTB.
“Ini merupakan prestasi yang patut diapresiasi, mengingat hanya sembilan provinsi dan sepuluh kabupaten/kota yang terpilih dari 38 provinsi di Indonesia. Namun, perlu dicatat bahwa program ICARE memiliki pendekatan yang berbeda dengan program-program sebelumnya.”
Sekdis menjelaskan potensi ayam kampung di Lombok Tengah saat ini mengalami permintaan yang tinggi dan potensi jagung memiliki luas tanam 15.000 hingga 16.000 hektar dengan rata-rata produktivitas mencapai 9 ton per hektar sehingga diharapkan memberikan peluang ekonomi yang signifikan bagi petani di Lombok Tengah.
Namun, tantangan dalam budidaya jagung tidak bisa diabaikan. Masalah seperti hama dan penyakit masih menjadi persoalan serius yang dihadapi petani. Oleh karena itu, Sekdis mendorong para petani untuk mengikuti bimtek guna meningkatkan pengetahuan tentang budidaya jagung yang terstandar. Sekdis berharap agar program ICARE mampu meningkatkan nilai tambah bagi petani yang muaranya meningkatkan kesejahteraan petani di Lombok Tengah.
Selanjutnya penyampaian materi oleh para narasumber: 1) Standar Instrumen Budidaya Jagung Hibrida oleh Dr. Amin Nur, SP., M.Si (Kepala BPSI Tanaman Serealia); 2). Standar Pengendalian Hama dan penyakit pada tanaman Jagung oleh Ir. Baiq Rahmayanti, M.Si (Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pertanian NTB); dan 3). Standar Prosesing Benih Jagung oleh Fauziah Koes, SP., MP (BPSI Tanaman Serealia).
BSIP NTB melalui Unit Pengelola Benih terStandar (UPBS) telah banyak menghasilkan benih jagung terStandar seperti jagung hibrida Nasa-29 dan JH-37 yang berpotensi hasil tinggi. Nasa-29 berpotensi bertongkol 2, potensi hasil 13,5 ton/ha, umur panen 100 hst dan rendemen biji tinggi 62%. JH-37 yang toleran kekeringan, potensi hasil 12,5 ton/ha, stay green potensi untuk pakan ternak. Jakarin, jagung komposit lebih toleran kekeringan, benih dapat diproduksi sendiri oleh petani melalui seleksi lapangan.